Intisari Berita (The Confidence Booster)
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengonfirmasi adanya peningkatan signifikan minat investasi asing di sektor hulu migas Indonesia, termasuk dari perusahaan migas negara tetangga seperti Vietnam. Optimisme ini mendorong SKK Migas menargetkan investasi hulu migas RI mencapai US$16 miliar (sekitar Rp 266 triliun) pada tahun 2026, angka yang diperkirakan sama dengan realisasi 2025. Peningkatan minat ini merupakan hasil langsung dari strategi “jemput bola” atau roadshow internasional yang berhasil menarik puluhan investor global, termasuk raksasa energi seperti BP, Shell, dan Equinor.
Investasi Asing di Hulu Migas RI Kian Atraktif
Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, mengungkapkan bahwa Indonesia kembali menjadi daya tarik utama bagi investor migas global. Minat investasi ini tidak hanya datang dari perusahaan-perusahaan besar dunia, tetapi juga dari perusahaan migas milik negara-negara tetangga.
“Terdapat beberapa perusahaan migas tetangga melirik untuk menanamkan investasinya di Indonesia, salah satunya seperti Vietnam,” kata Djoko Siswanto.
Didorong oleh iklim investasi yang semakin kondusif, SKK Migas menetapkan target investasi yang tinggi dan stabil:
-
Target Investasi 2026: US$ 16 Miliar (sekitar Rp 266 triliun)
-
Perkiraan Investasi 2025: Kurang lebih sama dengan target 2026 (Angka final masih menunggu penetapan Work Program & Budget/WP&B akhir tahun).
Target yang ambisius namun realistis ini menunjukkan keyakinan pemerintah dalam menjaga momentum pertumbuhan sektor energi.
Strategi Jemput Bola ESDM Tuai Hasil Positif
Peningkatan drastis minat investasi ini diklaim oleh Kementerian ESDM sebagai buah dari strategi promosi proaktif yang dilakukan SKK Minyak gas, yang dikenal dengan strategi “jemput bola” atau roadshow ke luar negeri.
Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Eksplorasi dan Peningkatan Produksi, Nanang Abdul Manaf, membeberkan hasil positif dari roadshow tersebut:
-
Minat Global: Roadshow di London berhasil menarik perhatian sekitar 30 investor global, termasuk nama-nama besar seperti BP, Shell, Equinor (sebelumnya Statoil), dan Enquest.
-
Investor Baru: Perusahaan seperti Enquest kini terlibat dalam joint study di daerah Papua, sementara investor dari Taiwan, yaitu CPC, telah menyatakan ketertarikan dan meminta komunikasi langsung dengan tim SKK Minyak gas.
-
Perusahaan Eksisting: Perusahaan yang sudah beroperasi di Indonesia, seperti ENI (bersama BP) dan Pertamina Hulu Energi (PHE), juga turut menyatakan minatnya dalam pengembangan blok baru.
Nanang menambahkan bahwa dari 10 blok yang dibuka untuk studi pada akhir tahun ini, semuanya telah terisi. Pemerintah kini sedang menyiapkan sekitar 60 blok lagi untuk tahun berikutnya.
Kesimpulan: Momentum Positif Eksplorasi
Data dari SKK minyak gas dan Kementerian ESDM memberikan keyakinan kuat. Hal ini bahwa sektor hulu minyak gas Indonesia sedang berada di jalur pemulihan. Hal ini dan pertumbuhan. Strategi promosi aktif yang berhasil menarik puluhan investor global. Hal ini dikombinasikan dengan penetapan target investasi yang tinggi, menandakan keseriusan pemerintah dalam meningkatkan cadangan dan produksi minyak gas nasional. Hal ini demi penguatan ketahanan energi.




